Quantcast
Channel: sembahyang – Tionghoa Tradisi dan Budaya Tionghoa
Viewing all 36 articles
Browse latest View live

Hari Ceng Beng/Festival Ching Ming

$
0
0
Hari Ceng Beng/Cing Ming, yang adalah suatu hari ziarah tahunan bagi warga tionghoa. Pada hari Ceng Beng ini, yang jatuh pada tanggal 5 April untuk setiap tahunnya, warga Tionghoa datang ke makam atau kuburan orang tua untuk membersihkannya dan sekalian bersembahyang/pai di makam sambil membawa buah-buahan, kue-kue, makanan, dan karangan bunga. Tujuan dari perayaan Ceng

Sejarah THAY SUI

$
0
0
Sedikit sekali orang yang mengetahui tentang Thay Sui dan sedikit sekali orang yang tahu kalau Thay Sui itu sebenarnya ada 60. Saya juga mau bertanya, apakah ada yang tahu tentang sejarah masing2 Thay Sui yang berjumlah 60 itu ? Siapa saja mereka ? Dan kenapa mereka terpilih menjadi Dewa Thay Sui ? Atau adakah buku

Menu Makanan Sembahyang Leluhur

$
0
0
Kita biasanya mengadakan sembahyang kecil (tuang teh) setiap Che It 初一 (tanggal satu) dan Cap Go 十五 (tanggal 15) setiap bulannya dalam penanggalan Imlek di rumah. Selain sembahyang kecil, ada juga sembahyang besar/sembahyang leluhur yang merupakan suatu kewajiban bagi mereka yang masih memegang teguh ajaran leluhur. Sembahyang besar ini biasanya memakai Sam Seng 三牲 (menggunakan

Sembahyang Rebutan

$
0
0
Festival Hantu (Hanzi: 鬼節, hanyu pinyin: gui jie) adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa. Festival ini juga sering disebut sebagai Festival Tionggoan (Hanzi: 中元, hanyu pinyin: zhong yuan). Perayaan ini jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek. Tradisi ini sebenarnya merupakan produk masyarakat agraris di zaman dahulu yang bermula dari penghormatan kepada leluhur

Asal Usul Papan Nama Sembahyang Leluhur

$
0
0
Dahulu kala, disebuah desa kecil di negeri China hiduplah seorang ibu tua bersama seorang anak laki-lakinya. Sehari-harinya si anak bekerja disawah mereka yang tak begitu luas. Saat menjelang siang setiap harinya sang ibu mangantar makan siang untuk anaknya. Namun malang, jika sang ibu terlambat mangantar makanan anaknya maka si anak akan memarahinya dan tak segan

Sembahyang Dewa Dapur

$
0
0
Dalam kebudayaan tradisional Tionghoa, bagi sebagian kalangan masyarakat keturunan yang masih percaya mengganggap bahwa setiap pada tanggal 23 bulan 12 tahun penanggalan Imlek adalah “Hari Dewa Dapur” atau lebih dikenal dengan sebutan Cao Kung Kong/Zhao Shen. Siapa sebenarnya Dewa Dapur (Cao Kung Kong) itu? Dikisahkan dalam legenda, Dewa Dapur dikirim dari Surga ke Bumi oleh

Cara Membaca Penulisan Bongpay di Makam Tionghoa

$
0
0
Bongpay adalah sebutan dalam dialek Hokkian untuk papan nisan pada makam tradisional Tionghoa yang biasanya terbuat dari batu, marmer ataupun batu sejenis lainnya. Di atas bongpay biasanya terdapat tulisan-tulisan dalam karakter Hanzi yang mengandung makna dan nilai artistik. Pada bongpay juga tertulis informasi tentang si mendiang pemilik makam. Bongpai juga melambangkan bakti dari anak cucu

Sembahyang Ce It dan Cap Go

$
0
0
Bagi sebagian orang Tionghoa, sembahyang kepada Thian atau Tuhan Yang Maha Esa dapat dilakukan setiap hari di rumah masing-masing; yakni pada pagi hari saat akan memulai aktivitas dan pada malam hari. Tetapi ada waktu-waktu sembahyang khusus yang dilakukan di Klenteng atau tempat ibadah lainnya (Dao Guan, Wihara atau Li Thang), yakni setiap  Ce It dan

Makna Sebuah Altar Sembahyang

$
0
0
Sampai saat ini masih banyak anggapan bahwa memasang altar untuk Dewa Dewi di rumah adalah sesuatu yang dianggap sangat sakral dan harus diperlakukan dengan sangat sangat hati hati. Beberapa anggapan itu antara lain : 1. Merasa belum cukup umur untuk memasang/membuat altar sembahyang. 2. Takut apabila ada kesalahan bila memasangnya tidak tepat. 3. Takut tidak

Macam-Macam Persembahan Dalam Kelenteng

$
0
0
Kelenteng-kelenteng biasanya akan memperingati hari kebesaran Dewa-Dewi dengan melakukan sembahyang (ritual) bersama umat. Dalam acara tersebut terdapat macam-macam persembahan yang diletakkan di depan altar Dewa-Dewi. Persembahan ini juga memiliki makna yang terkandung di dalamnya. Berikut beberapa jenis persembahan yang digunakan dalam kelenteng, khususnya pada saat sedang acara memperingati hari kebesaran Dewa-Dewi : 1. Dupa Dupa

Sembahyang Leluhur di Rumah

$
0
0
Asal mula sembahyangan leluhur masyarakat Tionghoa berasal dari kepercayaan masyarakat dahulu yang berpendapat bahwa setelah seseorang meninggal, arwah orang tersebut dapat meninggalkan tubuhnya dan tetap terus hidup. Konsep mengenai arwah ini menimbulkan ketakutan dalam diri mereka. Arwah yang telah meninggalkan tubuh dapat lebih bebas untuk pergi kemanapun. Kemampuan untuk mempengaruhi hal yang membahagiakan dan merugikan

Mengenal Poapoe dan Ciamsi Sebagai Sarana Komunikasi

$
0
0
Pada umumnya sebagian besar masyarakat Tionghoa dan juga para penganut kepercayaan Tionghoa tidak mengetahui secara jelas apa yang dimaksud dengan ciamsi (籤詩; Qiān shī) atau kiuciam (求籤; Qiúqiān). Ciam artinya adalah batang bambu yang digunakan untuk meramal. Kiu ciam adalah ‘memohon ciam’ dan ciamsi adalah kertas hasil ciuciam yang isinya syair-syair. Baik Ciamsi maupun poapoe

Hari Ceng Beng (Festival Ching Ming)

$
0
0
Hari Ceng Beng atau Qing Ming (Hanzi : 清明) adalah suatu hari ziarah tahunan bagi etnis Tionghoa. Hari Ceng Beng biasanya jatuh pada tanggal 5 April untuk setiap tahunnya. Warga Tionghoa biasanya akan datang ke makam kuburan orang tua atau leluhur untuk membersihkannya dan sekalian bersembahyang/pai di makam  tersebut sambil membawa buah-buahan, kue-kue, berbagai macam makanan serta karangan bunga. Kata

Sejarah THAY SUI

$
0
0
Sedikit sekali orang yang mengetahui tentang Thay Sui dan sedikit sekali orang yang tahu kalau Thay Sui itu sebenarnya ada 60. Saya juga mau bertanya, apakah ada yang tahu tentang sejarah masing2 Thay Sui yang berjumlah 60 itu ? Siapa saja mereka ? Dan kenapa mereka terpilih menjadi Dewa Thay Sui ? Atau adakah buku

Menu Makanan Sembahyang Leluhur

$
0
0
Kita biasanya mengadakan sembahyang kecil (tuang teh) setiap Che It 初一 (tanggal satu) dan Cap Go 十五 (tanggal 15) setiap bulannya dalam penanggalan Imlek di rumah. Selain sembahyang kecil, ada juga sembahyang besar/sembahyang leluhur yang merupakan suatu kewajiban bagi mereka yang masih memegang teguh ajaran leluhur. Sembahyang besar ini biasanya memakai Sam Seng 三牲 (menggunakan

Sembahyang Rebutan

$
0
0
Festival Hantu (Hanzi: 鬼節, hanyu pinyin: gui jie) adalah sebuah tradisi perayaan dalam kebudayaan Tionghoa. Festival ini juga sering disebut sebagai Festival Tionggoan (Hanzi: 中元, hanyu pinyin: zhong yuan). Perayaan ini jatuh pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek. Tradisi ini sebenarnya merupakan produk masyarakat agraris di zaman dahulu yang bermula dari penghormatan kepada leluhur

Asal Usul Papan Nama Sembahyang Leluhur

$
0
0
Dahulu kala, disebuah desa kecil di negeri China hiduplah seorang ibu tua bersama seorang anak laki-lakinya. Sehari-harinya si anak bekerja disawah mereka yang tak begitu luas. Saat menjelang siang setiap harinya sang ibu mangantar makan siang untuk anaknya. Namun malang, jika sang ibu terlambat mangantar makanan anaknya maka si anak akan memarahinya dan tak segan

Sembahyang Dewa Dapur

$
0
0
Dalam kebudayaan tradisional Tionghoa, bagi sebagian kalangan masyarakat keturunan yang masih percaya mengganggap bahwa setiap pada tanggal 23 bulan 12 tahun penanggalan Imlek adalah “Hari Dewa Dapur” atau lebih dikenal dengan sebutan Cao Kung Kong/Zhao Shen. Siapa sebenarnya Dewa Dapur (灶君宫; Zào jūn Gōng) atau dalam dialek Hokkian disebut Cao Kung Kong itu? Dikisahkan dalam legenda,

Sembahyang Leluhur di Rumah

$
0
0
Asal mula sembahyangan leluhur masyarakat Tionghoa berasal dari kepercayaan masyarakat dahulu yang berpendapat bahwa setelah seseorang meninggal, arwah orang tersebut dapat meninggalkan tubuhnya dan tetap terus hidup. Konsep mengenai arwah ini menimbulkan ketakutan dalam diri mereka. Arwah yang telah meninggalkan tubuh dapat lebih bebas untuk pergi kemanapun. Kemampuan untuk mempengaruhi hal yang membahagiakan dan merugikan

Cara Membaca Penulisan Bongpay di Makam Tionghoa

$
0
0
Bongpay adalah sebutan dalam dialek Hokkian untuk papan nisan pada makam tradisional Tionghoa yang biasanya terbuat dari batu, marmer ataupun batu sejenis lainnya. Di atas bongpay biasanya terdapat tulisan-tulisan dalam karakter Hanzi yang mengandung makna dan nilai artistik. Pada bongpay juga tertulis informasi tentang si mendiang pemilik makam. Bongpai juga melambangkan bakti dari anak cucu
Viewing all 36 articles
Browse latest View live